Pewarnaangram merupakan salah satu prosedur atau metode yang sering sekali dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri. Pewarnaan gram yang bertujuan untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu Gram positif dan gram negatif, yang didasrakan berdasarkan sifat kimia dan fisika dinding sel mereka. ilmuwan denmark hans Christian gram 1884 adalah penemu dari metode pewarnaan Aksara Hukum - Tahapan pencucian uang ada beberapa tahapan yang akan yang dijelaskan dalam artikel berikut ini. Sebelum membahas pencucian uang perlu diketahui terlebih dahulu pengertian pencucian uang. “Pencuciang uang adalah suatu perbuatan dimana menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana sehingga seolah-olah harta kekayaan tersebut adalah harta kekayaan yang sah”. Perlu juga diketahui pencucian uang dalam bahasa inggris disebut money mengetahui apa yang dimaksud dengan pencucian uang maka berikut ini akan dijelaskan mengenai tahapan pencucian uang itu umum pencucian uang dibagi menjadi tiga tahap yaitu penempatan placement, pemisahan/pelapisan layering dan penggabungan integration. 1. PlacementPenempatan atau placement adalah tahapan pertama dalam pencucian uang, yaitu ketika harta hasil tindak pidana pertama kali masuk ke dalam sistem keuangan atau berubah perkembangan teknologi sistem keuangan, setelah mendapatkan harta hasil tindak pidana, pelaku kejahatan memiliki banyak sekali pilihan untuk melakukan proses penempatan placement harta tahapan dimana penempatan uang hasil tindak pidana ke dalam sistem keuangan financial system. Bentuk kegiatan ini antara laina. menempatkan dana pada bank, mengajukan kredit atau pembiayaanb. menyetorkan uang pada pengusaha jasa keuangan PJK sebagai pembayaran kredit untuk mengaburkan audit trailc. menyelundupkan uang tunai dari suatu negara ke negara laind. membiayai suatu usaha yang seolah-olah sah atau terkait dengan usaha yang sah berupa kredit/pembiayaan e. membeli barang yang bernilai tinggi untuk keperluan pribadi, membelikan hadia yang nilainya mahal sebagai penghargaan/hadia kepada pihak lain yang pembayarannya dilakukan melalui PJK atau pengusaha jasa modus penempatan tersebut diantaranyaa. Menempatkan uang dalam sistem perbankan Penerima suap misalnya, dapat melakukan penempatan hasil suapnya dengan menyimpannya di bank. Baik menggunakan namanya sendiri atau orang lain. Tidak jarang pula hal ini kemudian diikuti dengan pengajuan kredit atau pembiayaan. Kemudian menyetorkan uang pada penyedia jasa keuangan sebagai pembayaran kredit untuk mengaburkan audit trail. b. Menyelundupkan uang atau harta hasil tindak pidana ke negara lain Pelaku kejahatan dapat juga melakukan penempatan dengan melakukan pembawaan tunai melewati negara. Penerima suap tersebut, misalnya bisa membawa harta hasil suapnya ke negara lain, kemudian ditukarkan dengan mata uang yang berbeda. Pembawaan tunai ini dapat dilakukan dengan memperlakukannya sebagai barang-barang ekspedisi atau dengan terlebih dahulu dikonversi ke dalam bentuk barang berharga seperti emas atau perhiasan. Sehingga pembawaan hasil kejahatan ke negara lain tersebut bisa dilakukan banyak cara, baik itu melalui ekspedisi, maupun dibawa secara sendiri dengan kendaraan pribadi. Karakteristik lainnya adalah dengan membawa harta hasil tindak pidana tersebut ke negara-negara yang tidak memiliki pengaturan mata uang yang ketat. c. Melakukan konversi harta hasil tindak pidana Salah satu modus penempatan yang lazim dilakukan adalan dengan melakukan konversi harta hasil tindak pidana. Konversi ini dilakukan umumnya dengan cara merubah bentuk asal harta hasil tindak pidana, misalnya dengan melakukan pembelian atau dengan melibatkan orang lain. Misalnya, penerima suap akan menyerahkan uang yang diterimanya kepada orang yang percayai. Baik itu rekanan, anak buah, keluarga, atau pihak lain. Rekan yang menerima uang tunai hasil suap tersebut kemudian melakukan pembelian barang-barang berharga. Baik itu emas, mobil mewah, rumah, atau bahkan barang berharga lain seperti lukisan atau barang antik. Penerima suap tadi kemudian menerima uang yang telah berubah menjadi barang tadi seolah-olah sebagai pemberian. Sehingga asal-usul harta kekayaan menjadi lebih samar. d. Melakukan penempatan secara elektronik Penempatan juga dilakukan dengan cara melakukan transfer secara elektronik. Dengan dilakukan secara elektronik transfer uang dapat dilakukan hanya dalam hitungan menit ke manapun, termasuk melintasi berbagai negara. Kecepatan proses peralihan harta atau aset dan lintas batas negara dan yurisdiksi membuat proses penelusuran aset menjadi sangat rumit. Sebagai contoh, pelaku tindak pidana dapat mengirimkan uang melalui jasa pengiriman uang alternative remittance yang secara elektronik langsung terkirim ke lembaga pengiriman uang di luar negeri. Rekanan pelaku cukup membawa identitasnya ke lembaga pengiriman uang yang menerima uangnya di luar negeri. Dalam transaksi atau kegiatan transfer tersebut, uang tidak perlu berpindah secara juga Konsep Tindak Pidana Pencucian Uang2. LayeringAdalah upaya untuk memisahkan hasil tindak pidana dari sumbernya yaitu tindak pidananya melalui beberapa tahap transaksi keuangan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul dana. Dalam kegiatan ini terdapat proses pemindahan dana dari beberapa rekening atau lokasi tertentu sebagai hasil placement ke tempat lain melalui serangkaian transaksi yang kompleks dan didesain untuk menyamarkan dan menghilangkan jejak sumber dana tersebut. Bentuk kegiatan ini antara lain a transfer dana dari satu bank ke bank lain dan atau antar wilayah/negara, b penggunaan simpanan tunai sebagai agunan untuk mendukung transaksi yang sah, dan c memindahkan uang tunai lintas batas negara melalui jaringan kegiatan usaha yang sah maupun shell company. Layering atau heavy soaping, dalam tahap ini pencuci berusaha untuk memutuskan hubungan uang hasil kejahatan itu dari sumbernya, dengan cara memindahkan uang tersebut dari satu bank ke bank lain, hingga beberapa kali. Dengan cara memecah- mecah jumlahnya, dana tersebut dapat disalurkan melalui pembelian dan penjualan investment dari perusahaan gadungan yang satu ke perusahaan gadungan yang lain. Para pencuci uang juga melakukan dengan mendirikan perusahaan fiktip, bisa membeli efek-efek atau alat-alat transportasi seperti pesawat, alat-alat berat dengan atas nama orang atau pelapisan layering adalah tahapan kedua dari perbuatan pencucian uang. Dalam tahapan ini, uang hasil tindak pidana dipindahkan, disebarkan, dan disamarkan untuk menyembunyikan asal usulnya. Pemisahan tersebur dapat dilakukan melalui serangkaian transaksi keuangan yang didesain dengan jejaring transaksi yang rumit untuk ditelusuri. Beberapa modus layering tersebut di antaranya a. Transfer dana secara elektronik Setelah ditempatkan dalam sistem perbankan, pelaku tindak pidana dapat mudah melakukan transfer terhadap asetnya tersebut ke mana pun yang ia kehendaki. Apabila transfer tersebut dilakukan secara elektronik, ia dapat memindahkan asetnya dengan segera, lintas batas negara, dan berkali-kali, melewati berbagai rekening yang ia kendalikan, rekanannya, atau bahkan rekening dengan identitas palsu hingga sulit ditelusuri lagi asal usulnya. b. Transfer melalui kegiatan perbankan lepas pantai offshore bankingOffshore banking menyediakan layanan pembukaan rekening koran untuk penduduk luar negeri. Dengan menempatkan dana pada suatu bank, yang selanjutnya ditransfer ke rekening Offshore Banking, pelaku tindak pidana dapat scolah-olah menjauhkan harta hasil tindak pidananya dengan dirinya. http//www. Offshore Banking cenderung memiliki jaringan bank yang luas sehingga memberikan kemudahan bagi pelaku tindak pidana untuk melakukan proses pencucian Transaksi menggunakan perusahaan boneka shell corporation Perusahaan boneka shell company adalah perusahaan yang didirikan secara formal berdasarkan aturan hukum yang berlaku namun tidak digunakan untuk melakukan kegiatan usaha. Perusahaan boneka didirikan hanya untuk melakukan transaksi fiktif atau menyimpan aset pendirinya atau orang lain untuk menyamarkan kepemilikan sebenarnya terhadap aset yang digunakan dengan perusahaan boneka misalnya diawali dengan pendirian perusahaan virtual di luar negeri. Perusahaan virtual ini kemudian membuat rekening koran di beberapa bank. Pelaku tindak pidana dapat meminta beberapa orang rekanannya untuk menjadi smurf untuk mentransfer uang hasil tindak pidana ke dalam rekening bank perusahaan virtual, sehingga seolah-olah merupakan transaksi pembelian saham. 3. IntegrationAdalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak sah, baik untuk dinikmati langsung, diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk kekayaan material maupun keuangan, dipergunakan untuk membiayai kegiatan bisnis yang sah, ataupun untuk membiayai kembali kegiatan tindak pidana. Integration adakalanya disebut spin dry dimana uang dicuci dibawa kembali ke dalam sirkulasi dalam bentuk pendapatan bersih bahkan merupakan objek pajak dengan menggunakan uang yang telah menjadi halal untuk kegiatan bisnis melalui cara dengan menginvestasikan dana tersebut kedalam real estate, barang mewah, perusahaan-perusahaan. Modus integration dalam pencucian uang dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya a. Melakukan investasi pada suatu kegiatan usaha Investasi pada suatu kegiatan usaha merupakan salah satu proses integrasi yang lazim dilakukan. Melalui investasi tersebut, pelaku tindak pidana menggunakan harta hasil kejahatan yang telah dicuci untuk membiayai suatu kegiatan bisnis. Setelah diinvestasikan, uang yang ia peroleh dari kegiatan usaha tersebut dianggap sebagai pendapatan usahanya. b. Penjualan dan pembelian aset Dalam melakukan integrasi harta hasil tindak pidana dalam sistem keuangan, pelaku pencucian uang umumnya diawali dengan penempatan yaitu dengan sebelumnya menempatkan harta hasil tindak pidananya dalam perbankan atau sebagai aset perusahaan boneka yang didirikan. Perusahaan boneka tersebut kemudian dibuat seolah-olah melakukan transaksi pembelian aset properti seperti gedung, dengan harga yang dinaikkan marked up. Hasil penjualan aset tersebut kemudian dianggap sebagai pendapatan dari transaksi Pembiayaan korporasiPembiayaan korporasi melibatkan proses pencucian uang yang sangat rumit meliputi proses penempatan dan pemisahan yang juga luar biasa canggih. Misalnya, pelaku tindak pidana mendirikan perusahaan boneka di luar negeri. Pelaku kemudian menyimpan harta hasil tindak pidana di dalam perbankan sebagai harta kekayaan perusahaan boneka. Menggunakan harta tersebut, kemudian perusahaan boneka bertindak sebagai perusahaan pembiayaan menyediakan skema investasi atau pembiayaan kepada perusahaan lain yang memiliki kegiatan usaha yang Yunus Husein dan Roberts K, 2018, Tipologi dan Perkembangan Tindak Pidana Pencucian Uang, PT. RajaGrafindo Persada, Depok.

Prosesini menghasilkan dua produk yaitu metil esters (biodiesel) dan gliserin (pada umumnya digunakan untuk pembuatan sabun dan lain produk). Cara untuk memisahkan biodiesel dari campurannya dapat dilakukan dengan proses centrifuge, proses ini dapat dilakukan dengan cepat dan continue di bandingkan dengan proses pengendapan (settling).

Dipublish tanggal Feb 22, 2019 Update terakhir Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 25, 2019 Waktu baca 3 menit Cuci darah atau dialisis dialysis adalah suatu proses pencucian darah untuk membersihkan tubuh dari zat-zat limbah yang berbahaya yang terdapat dalam aliran darah. Normalnya pencucian darah ini secara alami dilakukan oleh organ tubuh kita sendiri yaitu ginjal yang sehat. Ketika ginjal tidak dapat melakukan fungsi utamanya tersebut maka diperlukan suatu cara agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari limbah metabolisme yang berbahaya, cara yang saat ini bisa dilakukan adalah dialisis atau cuci darah dengan menggunakan alat bantu atau mesin. Cuci darah sering digunakan pada orang dengan penyakit gagal ginjal kronis, dimana ginjal kehilangan sebagian atau seluruh kemampuannya untuk berfungsi secara normal. Kenapa seseorang perlu cuci darah? Jika ginjal berhenti bekerja dengan benar, produk limbah metabolisme tidak dapat dikeluarkan, sehingga akan menumpuk dan menimbulkan masalah pada tubuh dengan gejala yang sering muncul berupa Muntah Gatal pada kulit Kelelahan ekstrim lemas Bengkak pada kaki, tangan dan pergelangan kaki Gangguan elektrolit seperti kesemutan Koma Berapa lama proses cuci darah dilakukan dan diperlukan? Ada pasien yang perlu menjalani cuci darah secara jangka panjang mungkin selama sisa hidupnya. Namun, jika memungkinkan, cuci darah tidak dilakukan lagi dan beralih ke transplantasi ginjal. Hal ini memerlukan banyak pertimbangan. Jika seseorang cocok untuk transplantasi ginjal, dalam artian ada donor dan cocok dengan penerima, maka hanya perlu cuci darah sampai ginjal yang disumbangkan tersedia. Namun, bagi mereka yang tidak cocok untuk transplantasi ginjal, dialisis akan dibutuhkan selama sisa hidupnya. Jenis-jenis Dialisis Ada dua jenis dialisis yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal. Hemodialisis Dialisis Peritoneal Hemodialisis HD adalah jenis dialisis yang paling banyak digunakan saat ini. Dilakukan dengan cara memasukkan jarum ke pembuluh darah kemudian dihubungkan melalui selang ke tabung mesin atau alat cuci darah yang berfungsi sebagai ginjal buatan. Mesin tersebut disebut dengan hemodyalizer yang memiliki fungsi yang mirip dengan ginjal manusia. Darah ditransfer dari tubuh ke mesin dialisis, yang akan menyaring produk limbah dan kelebihan cairan. Darah yang telah disaring kemudian dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Kebanyakan orang membutuhkan satu hingga kali dalam seminggu tergantung tingkat keparahan dan kadar ureum kreatinin dalam darah, masing-masing proses cuci darah berlangsung selama empat jam. Dialisis peritoneal merupakan jenis cuci darah yang kurang terkenal. Metode ini menggunakan lapisan perut peritoneum sebagai filter. Seperti ginjal, peritoneum berisi ribuan pembuluh darah kecil, membuatnya menjadi perangkat penyaringan yang berguna. Selama dialisis peritoneal, selang fleksibel kecil yang disebut kateter terpasang di perut melalui sayatan kecil. Cairan khusus yang disebut cairan dialisis dipompa ke ruang sekitar peritoneum rongga peritoneal. Ketika darah bergerak melalui peritoneum, produk limbah dan kelebihan cairan dipindahkan dari darah ke dalam cairan dialisis. Cairan dialisis kemudian dikeringkan dari rongga perut. Proses dialisis peritoneal berlangsung sekitar 1-1,5 jam dan biasanya diulang empat kali sehari. Atau, Anda dapat menjalankannya semalam. Terdapat dua jenis dialysis peritoneal yang terkenal yaitu Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis CAPD merupakan jenis yang dilakukan tanpa alat. Automated Peritoneal Dialysis APD merupakan jenis yang dapat dilakukan sendiri dirumah karena alatnya cycler dapat digunakan oleh penderita sendiri Jenis dialisis mana yang cocok untuk Anda? Kedua jenis dialisis dapat mencapai hasil yang sama. Namun, dalam beberapa situasi teknik tertentu akan direkomendasikan untuk Anda. Hal ini disesuaikan dengan riwayat medis dan kondisi Anda. Misalnya, dialisis peritoneal biasanya dianjurkan untuk orang dewasa yang sehat disamping memiliki penyakit ginjal. Hemodialisis biasanya dianjurkan untuk orang dewasa yang lebih tua yang kesehatannya secara umum buruk. Efek Samping Cuci Darah Disamping manfaat yang begitu penting, hemodialisis juga memiliki efek samping yakni dapat menyebabkan kulit dan otot menjadi kram dan gatal, sedangkan efek samping dialisis peritoneal yang paling umum adalah infeksi peritoneum oleh bakteri peritonitis. Bagi orang-orang yang menjalani hemodialisis, risiko mengembangkan infeksi lebih rendah, tetapi jika hal itu terjadi cenderung lebih serius, karena biasanya infeksi bersifat sistemik menyeluruh Dialisis atau cuci darah adalah perawatan yang dapat membantu menyelamatkan jiwa orang-orang yang dinyatakan akan mengalami kecacatan yang signifikan, rasa sakit dan mengancam nyawa. Berdasarkan hasil penelitian, harapan hidup rata-rata orang yang mulai menjalani dialisis di usia 20-an adalah 20 tahun, sementara orang dewasa yang lebih tua berusia di atas 75 yang menjalani dialisis memiliki harapan hidup rata-rata empat tahun. Namun, semua itu terjadi atas kehendak-Nya. 4 Referensi Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini. Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat Gambar2. Proses Pencucian Adsorben Pasir Hitam Dari proses pencucian diperoleh bahwa untuk dapat menghilangkan kandungan zat-zat pengotor yang ada pada pasir hitam dibutuhkan 16 kali pencucian. pH pencucian konstan pada pencucian ke-14, 15 dan 16 yaitu pada pH 6,8. Menurut Aji dan Kurniawan (2012), proses pencucian yang dilakukan pada pasir hitam Pencucian WashingSetiap akhhir psoses pengerjaan tertentu, pada bahan harus dilakukan proses pencucian sabun yaitu proses yang bertujuan untuk menghilangkan zat warna yang tidak terfixasi pada bahan yang telah diproses pencapan sebelumnya, dengan menggunakan zat yang mengandung suhu antara 80-90ºC. sedangkan proses pencucian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cuci panas dan cuci Penyempurnaan Khusus Finishing Maksud daripada penyempurnaan khusus yaitu penyempurnaan yang telah atau belum mengenai prosee-proses tertentu, dengan tujuan untuk menambah daya guna dari bahan tekstil tertentu. Berdasarkan arti penyempurnaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam arti luas yang meliputi teknik penyempurnaan dari bahan tekstil dasar sampai menjadi bahan tekstil yang telah siap untuk digunakan baik sebagai bahan industri maupun sebagai bahan penyempurnaan dalam arti khusus yaitu bagian dalam teknologi penyempurnaan tekstil dalam arti luas yang meliputi cara-cara penyempuraan tekstil yang telah atau belum mengalami proses tertentu dengan maksud untuk dapat memenuhi syarat-syarat penggunaan yang diperlkan seperti memotong pinggiran kain dimesin heat cut supaya untuk menghilangkan bekas tusukan jarum pada mesin ini dilihat dari cara pengerjaan yang dapat dibagi dua golongan, yaitu1. Penyempurnaan kimia, yaitu untuk penyempurnaan bahan tekstil dengan menggunakan larutan kimia sehingga dapat merubah sifat-sifat bahan tekstil baik untuk selamanya maupun untuk penyampurnaan fisika, yaitu pengerjaan yang diberikan pada bahan tekstil untuk menambah sifat yang dimiliki pada bahan itu secara Penyempurnaan KimiaPenyempuranaan kimia dapat disebut penyempurnaan anti creasemark. Penggunaan anti crease mark dalam penyempurnaan kimia ini dimaksudkan agar kain tidak mudah kusut yang tinbul karena suhu tinggi dan air yang mendidih pada saat pencucian kain hasil pencapan, maka dri itu pada saat proses finishing, kain hasil pencapan ditambahkan zat anti Penyempurnaan Fisika mesin cntinous weight reduce• Kain yang di proses dengan menggunakan resin finishingYang dimaksud dimaksud dengan kain yang diproses menggunakan mesin resin finishing adalah kain diproses dengan penambahan zat-zat seperti carcot dengan fungsi fungsi untuk menambah daya kilap dan memberikan pegangan supaya lembut.• Memotong pinggiran kainProses ini dilakukan dengan tujuan untuk merapikan pinggiran kain dari tusukan jarum mesin stenter dan kemudian membakar pinggiran kain supaya tidak Melipat dn Menggulung Kain mesin inspectionBahan-bahan tekstil yang telah disempurnakan dan disiapkan untuk dipasarkan memerlukan bentuk khusus. Bentuk tersebut dapat berbentuk gulungan roll atau berbentuk gulungan piece. Yang dimaksud dengan gulungan ialah kain yang di giulung pada roll atau piece yang telah di inspeksi terlebih dahulu dimesin inspection. Setelahdilakukan pencucian, dilakukan perendaman kacang 15 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta kedelai menggunakan air bersih selama 8-12 jam. Tujuan dari perendaman ini untuk melunakkan tekstur selulernya dan meningkatkan kecepatan ekstraksi.22 3) Pengupasan Kacang kedelai yang telah direndam dilakukan pengupasan. 1. Pengertian Proses Pencucian Umum proses pembersihan suatu benda dengan jalan menghilangkan partikel atau pengotor yang tidak di inginkan dari benda tersebut, sehingga diperoleh keadaan semula dari benda yang bersangkutan. Khusus ” Benda” yaitu ” Tekstil” Materi Kain 2. Tujuan Proses Pencucian – Menghilangkan kotoran atau noda – Hygiene dan bebas kuman – Tetap cemerlang – Sifat asli cucian tetap bertahan, Misalnya kehalusan dsb – Mencegah pakaian agar tidak cepat rusak 4 faktor yang menentukan kualitas hasil cucian 1. Aksi Kimia /Chemical Action 2. Aksi Mekanis /Mechanical Action 3. Temperatur 4. Waktu Jenis proses pencucian ada 2 macam 1. Metode Konvensional cara yang lebih tradisional dengan menggunakan tangan 2. Metode Masinal Dengan menggunakan mesin Kelebihan dan kekurangan menggunakan mesin kelebihan 1. hemat tenaga 2. hemat waktu kekurangan 1. boros listrik 2. biaya lebih besar 3. biaya maintanance peralatan lebih besar Kelebihan dan Kekurangan menggunakan manual kelebihan 1. hemat biaya 2. cucian biasanya lebih bersih kekurangan 1. lebih banyak waktu dan tenaga yang dibutuhkan 2. penggunaan deterjen atau obat lebih banyak duaphenomena penting pada proses kristalisasi yaitu pembentukan inti kristal (nukleasi) dan pertumbuhan kristal (crystal growth ). Dari penelitian didapatkan bahwa garam yang berasal dari tambak mempunyai kandungan NaCl sebesar 88,38 %. Melalui proses pencucian dan rekristalisasi maka kualitas garam tersebut dapat Denah Ruang Laundryuntuk memudahkan proses kerja di laundry, perlu memperhatikan penempatan peralatan sehingga posisi alat tersebut tidak menyimpang dari proses kerja di laundry yang berkaitan. Pengaturan peraltan di laundry di mulai dari tempat pemberian identitas pada cucian marking, pre washing, dan spot removing, washing, exracting, dan pengeringan drying. Prinsip pertama pengaturan ruang adalah saling dekatnya urutan kerja yang harus dilakukan. Adanya ruangan yang cukup sehingga karyawan bisa bergerak seefektif mungkin. Tata letak peralatan di laundry untuk setiap hotel tidak selalu sama, tergantung dari kebutuhan dari hotel itu sendiri, luas area daan jumlah alat yang Juga Restoran dan Room service - Tujuan, Jenis Restoran, peralatan Makan, Cara pelayanan, Jenis menu, Jadwal makanDefinisi Hotel Laundry Dan Dry CleaningLaundry adalah proses pencucian bahan-bahan material kain dengan bahan utamanya air. Sedangkan dry cleaning adalah proses pencucian bahan-bahan material kain dengan bahan utamanya solvent bahan pencuci untuk dry cleaning.1. VALETValet adalah orang /karyawan yang bertugas menangani pengambilan dan pengembakian barang cucian tamu dari kamar valet disebut juga valet attendant yang bertanggung jawab kepada supervisornya untuk setiap attendant harus mempunyaii penampilan yang rapih, tersenyum, ramah, sopan terhadap tamu, dan mampu menangani keluhan mengambil cucian tamu pick up laundry valet attendant lebih dulu melakukan Persiapan diri seperti grooming mulai kerapihan seragam, senyum, luwes dan harus sopan terhadap kantongan laundry bag berisi cucian didepan secara langsung atau di laundry periksa kecocokan isi kantongan sesuai dengan list yang diisi tamu laundry list bila tidak cocok maka harus memberi tahu hal saat mencocokan isi laundry bag dengan laundry list. Harus juga memperhatikan dan meneliti keadaan pakaian, misalnya ada yang sobek, atau rusak atau tidak. Bila ad kerusakan harus dituliskan kedalam daftar tersebut dan memberi tahu kepada tamu secara sopan. Contoh Maaf bapak, pada celana panjang bapak, kami menemukan kerusakan berupa lubang, apakah kami boleh melanjutkan proses laundry terhadap celana ini pak ? Dan atau pada saat pick up laundry, tamu tergesa-gesa sehingga tidak memriksa, tidak tahu atau salah mengisi daptar, maka valet harus membetulkannya, dengan tidak merubah keadaan daftar laundry bag dibawa ke bagian laundry dan diserahkan kepada supervisornya di Vallet Office, dikirim ke seksi guest laundry ataupun ke dry cleaning sebagaimana tertulis dalam list dan cucian diserahkam kebagian marker/checker, seksi proses pencucian selesai, maka vallet attendant mengirim kembali cucian yang bersih ke kamar tamu. Delivery yang benar adalah jika tamu menerima pakaiannya sendiri, tapi hal itu tidak selalu bisa, mungkin dilakukan, karena kesibukan tamu sehingga saat pengembalian tamu sering tidak berada ditempat. Untuk itu ddengan kerja sama yang baik antara vallet attendant dengan roomboy, maka seorang vallet dapat memasukkan atau menaruh pakaian tamu ke kamar, dengan disaksikan roomboy. Bila tamu meletakan tanda tidak mau diganggu, maka vallet attendant dapat memasukkan formulir pemberitahuan kepada tamu melalui bagian bawah SORTER/CHECKERSortir adalah pemilahan atau pengelompokan cucian didalam proses laundry. Sebelum proses pencucian, anda harus melakukan sortir barang cucian baiklinen maupun guest barang cucian dapat diurutkan pada pemeriksa cucian checking item berdasarkan tingkat kerusakanjenis nodaserat dan pabrikwarna kelunturan Memisahkan cucian dan linen, kemudian diprosespre washingmenghilangkan nodapencucian basah dengan mesinpencucian keringpencucian manualMemberi tanda kode pada cucian tamu, guest laundry dengen menggunakan mesin using marking machine . adalah orang yang bertugas dalam member4i tanda atau menandai cucian yang akan diproses. Marker harus teliti dalam pemberian kode dan juga ketika hendak mengumpulkan kembali semua pakaian sesuai kodenya. Hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan, kelebihan atau bahkan salah dalam jenis maupun pemiliknya yang dapat mengakibatkan complain, contoh Kode A untuk hari Senin, B untuk Selasa, C untuk Rabu dan seterusnya, dengan system FIFO. Contoh kode A, 001 milik Mr. A, A 002 milik Mr. B dan seterusnya. Pemberian tanda dilakukan denga manual dengan cara menyiapkan kain berukuran 0,5 cm X 1 cm kemudian diletakkan kepakaian dengan peniti atau dijahit dengan tangan untuk tidak terlepas tapi mudah untuk melepaskannya kembali. Kode harus ditulis pada listnya, yang menunjukkan bahwa tamu pemilik list tersebut, dan pakaiannya adalah seperti pakaian sebagaimana kode tertera didalam list, sehingga semua kode yang ada dipakaian yang sedang dalam proses pencucian dengan kode yang tertera dalam list adalah tamu yang tertera dalam list tersebut. Berikut ini adalah tata cara marking yang menggunakan mesin. Tahap-tahapannya adalah sebagai berikut menyiapkan marking machineperiksa komponen-komponennya nomor kode, untuk nomor kamar tamu. tape, untuk merekatkan kode kepakaian, solvent, keselamatansambungkan kelistrik sesuai instruksihidupkan mesin dan pemanasnyaletakan garment yang akan diberi tanda/kode ke mesin , tekan handle ke arah bawah untuk memberi kode/nomorcontoh kode 202 = milik tamu kamar 202 FO 1= Front Office ManagerSetelah marker memberi kode, cucian tersebut diserahkan kebagian laundry, dry cleaning atau press only. Bila tertera pesan pada list order, maka marker harus mengingatkan ke petugas cuci/washer atau dry cleaner 4. WASHERWasher adalah orang yang mengerjakan pekerjaan mencuci pakaian dengan mesin maupun tangan. Syarat seorang washer adalah fisik yang kuat dan Seorang washer harus tahu dasar-dasar pokok pencucian Proses pencucianMetode pencucian dipilih yang sesuai dengan kode cucian yang tertera pada bagian tertentu pakaian dan berdasarkan pada jenis serat kainkecepatan pengeringanbenyaknya nodaNoda pada cucian umumnya adalah yang memiliki ikatan kimia sehingga untuk melepaskan noda tersebut diperlukan bantuan zat kimia lain yang berfungsi sebagai kimia yang menghilangkan noda karat adalah rust remover, contoh rust kimia yang menghilangkan noda tinta adalah ink remover, contoh ink kimia yang menghilangkan noda darah adalah blood remover, contoh tar kimia yang menghilangkan noda warna luntur adalah colour remover, contoh yellow kimia yang menghilangkan noda lemak dari makanan adalah bon remover, contoh bon diperiksa kadar nodanya, kemudian melakukan proses pencucian yang sesuai. Dalam melakukan pencucian pakaian untuk mengeluarkan kotoran-kotoran memerlukan pertimbangan-pertimbangan bagi seorang ahli pencuci atau dryc leaner atau laundry sebagai berikut jenis serat benang ; apakah serat benangnya alami seperti wool, sutera, katun dan linen atau dari serat benang segi anyamannya; apakah anyaman biasa atau anyaman halus dan warnanya celupan biasa atau dicetak atau bahannya mengandung bahan segi benangnya, harus ditentukan apakah bahan tersebut harus didrycleaning atau segi anyamannya dan pintalan benang harus ditentukan apakah bahan tersebut dapat menahan bantingan dan pergeseran cucian atau segi warna, apakah warnanya tahan air atau tahan kimia yang digunakan dalam proses pencucian adalah Detergent adalah bahan pencuci yang berfungsi untuk mengikat kotora, contoh nobla, hamixs, clax biasa dan clax adalah bahan kimia yang membantu kerja detergent /pembunuh kuman, contoh adalah bahan kimia yang mengangkat lemak pada cucian, contoh Netralized adalah bahan kimia yang berfungsi menetralisir sisa-sisa bahan kimia dari alkali dan detergent maupun bleach, contoh m sour, cygnet adalah bahan kimia yang melembutkan dan mengharumkan cucian, contoh adalah zat kimia yang dapat mengakukan cucian, contoh tepung adalah zat kimia yang berfungsi sebagai bahan pemutihPeralatan laundry dan kegunaannya Washing machine/mesin cuciMesin yang dilengkapi dengan pintu dimana didalamnya terdapat cylinder yang diberi lubang-lubang untuk masuknya air. Setiap pencucian ada ketentuan-ketentuan cara mencuci, berapa cycle, jumlah air dan suhu air, jumlah detergent yang digunakan, dan jangka waktu yang diperuntukan untuk satu cycle, semuanya sesuai instruksi mesin pemeras cucian Mesin ini memeras kain agar air keluar dengan cara putaran mesin yang cepat dan kuat sehingga air keluar terhempas dari pakaian itu sendirinya dan keluar terhisap mnelalui udara yang terhempas bersamaan dengan kecepatan putaran Tumbler mesin pengering .Mesin ini adalah khusus untuk mengeringkan, berbentuk drum yang dihubungkan dengan uap atau stoom dan angin dari air compressor disalurkan kedalam drum sehingga udara panas terus menerus berganti, sehingga pakaian dapat menjadi kering karena perputaran hawa machine mesin pencuci kering .Pada umumnya mesin cuci dryclening ini dibuat untuk proses pencucian dan memeras yang disebut juga cold unit. Ada juga mesin yang dengan sekaligus mencuci, mengextract, mengeringkan disebut dengan hot proses pencucian selesai maka harus dicek kembali pakaian-pakaian tersebut untukmemastikan kebersihannya dan tidak ada perbaikan pakaian yang rusak setelah dilaundry Periksa barang barang /kerusakan yang akan diperbaiki .Laporkan kepada laundry formulir perbaikan dari formulir dan barang yang rusak pakaian tamu, ditandai pada laundry seragam karyawan catat dalam MENYETRIKA DAN MELIPAT Proses menyetrika pada laundry disebut pressing, fungsinya untuk menghaluskan dan merapikan mesin seterika dapat dibagi dua Shirt press unit , terdiri dari beberapa macam press lengan sleever mold shirt press , leher dan tangan collar and cuff shirt press , depan dan belakang body shirt press , untuk melipat folder shirt press Utility press unit Mesin ini biasanya terdiri dari dua buah, 1 lengger dan 1 topper ,Lengger berfungsi untuk melicinkan celana bagaian berfungsi untuk melicinkan celana bagai atas dan menyimpan barang cucianPakaian yang telah melalui proses pencucian dan prssing, selanjutnya akan dikemas sesuai dengan standart perusahaan atau sesuai permintaan pengembalian cucian tamu hotel Guest in House Setelah cucian dipakk atau digantung dan ditempel laundry list, kumpulkan oleh dibawa ke kamar tamu dengan membawa Laundry VoucherKetuk pintu kamar sesuai prosedurSetelah cuician dicek tamu, minta tamu menandatangi Laundry VoucherUcapkan terima kasih tutup pintuSetelah semua cucian diserahkan ketamu, Laundry Voucher diserahkan ke Front Office pengembalian cucian tamu dari luar hotel outside laundry Setelah cucian dikemas tempelkan laundry list, atur diatas rak atau hanger dengan rapihBila tamu/pelanggan mengambil cucian, minta laundry list yang asli dari tamu dan cocokkan dengan laundry yang sudah diatur di rakSetelah cocok, serahkan kepada tamu. Apabila tamu menyelesaikan pembayarannya, stempelah laundry voucher dengan stempel Laundry Voucher beserta pembayaran ke Front Office pengembalian linen hotelFood and Baverage dan House Keeping Setelah cucian selesai, lena-lena tersebut diserahkan ke General Linen Room beserta attendant akan mengecek jumlah dan jenis cucian, Serahkan ke seksi departemen yang mengirimnya tertera dalam laundry list Seragam karyawan Setelah dicuci, diseterika, digantung, bawa ke linen room, Setelah dicek oleh bagian uniform, diatur dalam lemari seragam karyawan yang selanjutnya akan didistribusikan ke karyawan pada saat akan secara manualproses pencucian pakaian sering dikenal dengan binatu atau laundry. Proses pencucian manual dilakukan secara berurutan seperti di bawah ini pembasahandalam proses ini cucian dibasahi dengan tujuan menghanyutkan kotoran yang menempel pada cucian dan agar terlepas dari tekstil. Proses ini sering disebut dengan wetting, penghilangan kotoran pada bagian tertentu pre washing/ soaking proses penghilangan noda pada cuciandapat dilakukan pada saat pre washing, sekaligus menghilangkan kotoran yang tebal pada bagian-bagian tertentu. Prosedurnya siapkan cucian yang akan dihilangkan nodanya, basahi cucian dan teteskan bahan pembersih noda pada bagian noda yang akan dibersihkan. Biarkan sesaat dan sikat perlahan-lahan sampai noda hilang, bilas menggunakan air bersih, baru lanjutkan proses pencucianpencucian washingdalam proses ini ditambahkan bahan pencuci, baik yang berupa sabun atau diterjen pada cucuan. Untuk mempercepat reaksi bahan pencuci terhadap cucian biasanya bahan pencuci dibantu dengan sikat tangan atau dibanting-banting pada batu atau papanpembilasan rinsingsetelah proses pencucian dimana kotoran pada pakaian beraksi dengan bahan pencuci maka selanjutnya kotoran dihanyutkan dalam proses pembilasan. Biasanay proses ini dalakukan 3x dengan maksud agar bisa bahan pembersih berikut kotorannya benar-benar hanyut. Ciri air pembilasan yang baik adalah bila sudah bening warnanya. Proses ini akan berlangsung sekitar 15 extarctingdalam proses ini air dikeluarkan dari cucian agar kadar air pada cucian berkurang. Umumnya secara manual dilaksanakan dengan memeras. Makin sedikit kadar air pada cucian makin sebentar proses pemanasan yang di perlukan untuk pengeringanpengeringan dryingpada proses ini terjadi penguapan kadar air pada cucain baik dengan dianginkan atau dijemur pada panas mataharipenyetrikaan dan pengepakkan pressing dan packingsebelum melakukan penyetrikaan sebaiknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan apakah sudah benar-benar bersih. Lembabkanlah cucian yang akan disetrika dan mulailah dengan menyetrika. Menyetrika dilakukan dari luar ke dalam. Pakaian yang sudah selesai disetrika dilipat. Lipatannya harus rapi dan pembungkusannya harus rapi pula dan dilengkapi dengan laundry list. Demikian juga pakaian yang digantung, letakkan secara benar dengan menggunakan secara Mekanikal1. proses pencucian biasa laundrysama halnya dengan pencucian manual, bedanya pencucian ini sebagian besar dilakukan oleh mesin. Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peugas di laundry pada saat menangani pencucian pakaian tamu/ lena hotel adalah sebagai berikut a. pemberian identitas markingsetelah cucian di cek oleh checker selanjutnya diserahkan kepada marker untuk diberi kode. Pemberian kode pada cucian tamu ada beberapa cara, yaitu manual dan makinal. Secara manual menggunakan sepidol, kain, peniti. Sedangkan yang makinal menggunakan mesin pembuat tanda marking machine. Pemberian identitas dapat dilakukan dengan menggunakan nomor kamar tamuhari dan no urutwarna kainhari, tanggal, no kamarsecara manual pada kain akan ditulis kode seperti di atas dan dengan peniti akan dipasangkan pada salah satu sudut cucian. Secara makinal pada mesin sudah tercetakinformasi yang digunakan sehingga cucian tinggal memasukkan pada mesin dan setelah di cap pada cucianakan nampak kode cucian yang di inginkan. Syarat-syarat yang harus diperhatikan pada saat memberi identitas adalah mudah diterimatidak merusak pakaiantidak terlihatb. Pre-washingsetelah cucian diberi tanda apabila ada nodanya maka perlu dilakkukakn penghitungan noda. Prosedurnya adalah isi container vacumsemprot noda tersebut dengan menginjak handle steam dan biarkan bahan bekerjasetelah noda hilang maka lanjutkan dengan pre-washing yang bertujuan menghilangkan kotoran pada bagian-bagian tertentu yang tidak bisa hiilang dengan menggunakan mesin cuci. Selanjutnya cucian dimasukkan dalam mesin cuci, akan terjadi pembasahan yang bertujuan melarutkan kotoran agar terlepas dari serrat pakaian. Apa bila cucian memerlukan penghilang noda maka sebelumnya noda dihilangkan terlebih dahulu. Selain itu memasukkan cucian harus sesuai dengan kapasitas mesin Pencucian washingPada proses ini cucian diambah dengan bahan pencuci sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Proses washing berlangsung secara otomatis juga disusul dengan pembilasan yang berlangsung tiga kali. Pembilasan pertama bertujuan menghanyutkan kotoran serta busa diterjen yang terjadi pada proses pencucian. Pada pembilasan kedua maka dibutuhkan sour agar cucian tidak terpengaruh oleh bahan pencuci yang di pakai juga menetralisir pengaruh air. Pembilasan ketiga memasukkan softener untuk melembutkan dan mengharumkan pemerasan extractingProses ini kadangkala ada yang menyatu dengan washing machine, tetapi ada pula yang terpisah dengan menggunakan extractor machine. Dalam proses ini terjadi pemerrasan cucian setelah proses pembilasan ketiga berakhir. Getaran yag ditimbulkan mesin ini keras bahkan sampai tampak goyang. Cucian yang diperas dengan mesin ini akan menjadi lembab. Proses ini kkurang lebih 5 pengeringan dryingProses ini terjadi setelah proses pemerasan, dan dalam mesin tersendiri. Setelah diperas cucian dipisahkan berdasarkan tebal tipisnya agar keringnya dapat bersama-sama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengeringan ini adalah penyesuaian panas yang diberikan terhadap cucian sehingga cucian tidak akan mengalami kerusakan hangus.f. Proses penyetrikaan pressingProses ini yang paling awal ditentukan adalah bahan yang akan disetrika. Apabila jenis lena berbentuk lembaraan maka mesin yang digunakan adalah flat roll ironner. Cara kerja mesin ini adalah lena dibuka lalu ujungnya dimasukkan ke dalam mesin yang akan berputar untuk melicinkan permukaan lena yang disetrika oleh roll. Jika yang akan disetrika adalah pakaian jenis strika yang akan digunakan adalah steam press. Pelicinan permukaan pakaian tersebut disebabkan oleh adanya uap yang dialirkan dari atas dan bawah pada saat menyetrika. Jadi saat menyetrika kedua permukaan harus benar-benar rata. Mesin suzi-q berupa setengah badan yang penuh lubang dari sini uap mengalir, maka yang disetrika dengan menggunakan mesin ini hanya baju atau jas saja, lengannya masih harus disetrika dengan menggunakan mesin Cara Pengoprasian Mesin Cuci. masukkan cucian pada mesin cuci tutup pintu mesin cuci, buka kran airhidupkan mesin, atur suhu air sesuai dengan petunjuk penggunaan mesinisi countainer dengan bahan pencucibiarkan mesin bekerja sampai proses pembilasan pertamapada proses pembilasan ke 2 tambahkan sourpada proses pembilasan ke 3 masukkan pelembutbiarkan beberapa saat sampai mesin melakukan spin atau final spin pemerasantunggu sampai lamu control padambuka pintu dan keluarkan cucian pindahkan ke mesin pemeras bila dalam mesin tersebut tidak ada pemerasnyasetelah itu lanjutkan ke tahap pengeringan3. proses pencucian keringsifat dari cucian akan sangat di warnai oleh bahan dasarnya. Misalnya, tidak tahan panas, suka mengkerut, tidak tahan air, sabun, diterjen. Ada beberapa cucian yang tidak tahan air atau sabun akan tetapi secara pereodik harus dicuci. Untuk menghindari kerusakan pada cucian jenis ini harus dicuci dengan supplies khusus yaitu solvent yang duganakan dalam mesin dry cleaning. Keunikan mesin ini cucian akan diproses melalui pre washing sampai dengan pengeringan. Selanjutnya solvent yang telah digunakan akan disuling sehingga dapat digunakan kembali. Untuk bahan-bahan tertentu seperti karet, kancing plastik, serta ssesories dari plastik pun tidak tahan terhadap solvent sehingga pada saat pencuciannya perlu dibungkus dengan menggunakan alumunium foil. Adapun proses pencuciannya adalah sebagai berikut a. pengecekkan adalah pengecekkan luntur tidaknya pakaian. Caranya siapkan solvent dimangkok, selupkan ujung bawah bagian pakaian kemudian tempel atau usapkan pada bahan putih, maka akan terlihat luntur atau identitas proses ini sama dengan pencucian Sebelum proses pencucian berlangsung biasanya apabila ada noda akan dihilangkan terlebih dahulu. Prosedur pencucian pada tahap ini adalah 1. cara menghilangkan nodasiapkan sabun untuk cuci kering/ takanon/ dry cleaning soap, solvent, dan air dengan perbandingan takanon 40%, solvent 30%, air 30%campur dan aduk bahan di atassiapkan pakaian yang terkena noda pada mesin spoting boardbubuhi dengan campuran tersebut dengan cara berulang-ulang sampai noda menghilangkan noda yang sponnya melebar, yang dapat mengakibatkan di sekitar pakaian tersebut terkena noda tinta dan noda kelunturan dengan cara Menginjak handle vacuum dengan baik, Semprot noda tersebut dengan menginjak handle steam. Hal ini dimaksudkan agar noda tersebut tidak melebar pada pakaian disekitarnya2. Tahapan-tahapan dry cleaning machine dalam operasionalnya terdiri dari pencucianextracpengeringanpendinginanfinishingprosedurnya adalah sebagai berikut a. bukalah pintu mesin cuci dan silender, masukkan cucian sesuai dengan kapasitasb. atur lamanya proses pencucian dry cleaningputaran pendek yaitu 3 menit putaran sedang yaitu 7-8 menitputaran panjang yaitu 12-15 menitc. atur lamanya waktu untuk memeras. Ada tiga waktu pemerasan short extraction 1,5 menitmedium extraction 4-5 menitlong extraction 6-7 menitd. atur lamanya waktu pengeringan. Waktu pengeringan tergantung dari tebal tipisnya pakaian. Pada umumnya untuk setelan pria dan wanita memakan waktu 10-15 menite. setelah proses pengeringan selanjutnya proses terakhir adalah Setelah cucia dikeluarkan dari mesin lakukan penyetrikaan dan pengepakkan cleaning machine dalam proses penyulingan adalah suatu prses penyulingan solvent yang telah kotor di still tank hingga menjadi uap. Lalu uap tersebut di dinginkan atau disalurkan ke water culer sampai menjadi cair dan masukkan ke filter pemisah antara air dengan solvent. Air tersebbut terbuang dan solvent yang telah bersih dan dingin masuk ke tank 1 melalui pipa filter penyulingan. Proses penyulingan solvent selama 1 sampai 3 jam. Untuk mengetahui proses penyulingan apakah sudah selesai atau belum kita harus mengontrol dari belakang mesin dengan menekan tombol lampu yang telah tersedia di tempat penyulingan. Untuk solvent yang terkena lunturan dari pakaian, bersihkanlah dengan campuran hyflo pada waktu akan disuling. Hyflo adalah bahan kimia yang digunakan untuk mecampur solvent. 5. penyetrikaan pressing dan pengepakan packingkedua proses ini sering disebut sebagai proses finishing. Proses ini merupakan proses terpenting sebab dalam keadaan inilah tamu merasa puas atau tidak terhadap pelayanan hotel. Kebanyakan tamu hanya melihat keadaan pakaiannya, namun banyak juga yang sangat teliti untuk memeriksa kebersihan cucian, oleh sebab itu yang perlu diperhatikan dalam finishing adalah sebagai berikut a. jas/ jaket/ coat kerah harus tegak dan rapihpada baian punggung harus licin dan haluskantong baju harus licin dan tidak ada kotoranpada bagian lengan atau kapnya harus licin tidak boleh kusut dan bergaris dan diusahakan bentuknya bulatpenyimpanannya semua jas harus digantung pada hanger, tidak boleh dilipat, kecuali ada permintaan khusus dari pemiliknyapada gantungan bahu harus rata tidak boleh miringpinggiran bawah jas digantung haruslah satu garus sejajar, tidak miringjas yang digantung tidak boleh dikancingkantutup keseluruhan tasnya dengan suit bag pada satu hanger harus ada satu jas dengan celana setelannyab. celana./ trouserhanya satu garis lurus dan tidak terputus dari atas ke bawahbila ada garis lipatan dari ban pinggang di atas daerah kantong, maka lipatan tersebut harus lah bersambung lurus dengan garis celana bibir kantong haruslah bertemu sejajar tidak ada yang yang melengkungujung kaki celana haruslah rata sejajar tidak ada yang melengkungpenyimpanannya semua celana haruslah digantung dengan menggunakan trouserquard, terkecuali atas permintaan tamu. Setelah digantung di tutup dengan suit bagtidak dibenarkan lebih dari dua celana digantung pada gantungan yang sama, bila ada gantungan dua bersamaan haruslah dengan intruksi khususmenggantungkan celana pada gantungan, kaki celana haruslah sejajar lurus kebawah, dan letaknya haruslah seimbang hingga tidak tergelincir ke bawahc. pakaian wanita/ silks/ dresshal-hal yang harus diperhatikan dalam penyetrikaan pakaian wanita adalahdaerah kancing harus licincollar harus licin, rata dan tidak mengkerutbagian lengan harus licin dan tidak ada kerutan dan berbentuk sesuai dengan modelnyasemua kelebihan jahitan haruslah rata sejajar menurut belahannya masing-masingtidak ada pelembungan pada bagian bawah pinggangseluruh lapisan harus rata lurus dan licinpenyimpanannya semua dress harus digantung, tidak boleh menyentuh lantai dan tidak tertekan oleh pakaian-pakaian lain pada rel gantungan terlebih dahulu harus diberi hanger shield dan tissue paper untuk menjaga body dress pada bagian dada. Tutup dengan plastik dress bag. Bila ada ban pinggang gantungkan pula pada hanger dengan jepit dasiHanya satu dress dalam satu hangerd. kemeja/ shirthal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyetrikaannya adalah seluruh permukaan kemeja harus licin, rata dan tidak ada kerutan, terlebih bagian collar dada dan cuff yang terlihat leher, lengan harus rata, licin dan tidak mengkerutPergelangan tangan dan bagian bahu harus licinKemeja yang sudah di setrika tidak boleh di kancingkanPenyimpanannya untuk yang digantung harus menggunakan hanger shield dan tutup dengan plastik suit baguntuk yang dilipat menggunakan collar band untuk menahan lipatannya dan harus menggunakan collar board untuk menjaga collarnya dari tindahan dan perubahan letaknya. Setelah itu harus dimasukkan kedalam plastik shirt bag, dan selanjutnya dibungkus denggan menggunakan shirt shell karton sebaggai penahan kertas Pakaian dalam wanita/ underwearsPakaian-pakaian dalam pria berupa under-short, tersebut dari bahan-bahan rajutan katun, walaupun terdapaat juga yang terbuat dari kain biasa. Sedangkan pakaian dalam wanita termasuk painties, bra, kemeja dalam wanita, terbuat dari bahan halus seperti sutra, nyilon, dan katun halus, juga terbuat bahan rajutanHal-hal yang perlu diperhatikan adalah pakaian dalam wanita dan pria yang terbuat dari bahan rajutan cukuplah dicuci dan dikeringkan, baru dilipat dan dibungkkuspakaian dalam wanita dan pria yang terbuat dari bahan biasa, harus disetrika lalu dibungkuspakaian dalam wanita yang terbuat dari bahan halus seperti sutra dan katun halus, harus di licinkan menggunakan steam pressf. Sapu tangan/ handkerchiefsHal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan bentuknya harus tetap persegi dan simetrismelipatnya tidak boleh menggunakan tekanan mesin yang meninggalkan garis, tapi cukup dilipat tanpa tekanan Baca Juga Buffet adalah - Jenis Jenis, Merencanakan, Peralatan saji, Penyajian makanan, Penataan meja , Kelebihan dan KekurangannyaProses Pencucian Laundry dan Dry CleaningPenelusuran yang terkait dengan Proses Pencucian Laundry dan Dry Cleaningproses pencucian dry cleaningproses pencucian linen hotelsebutkan bahan kimia yang digunakan pada pencucian dry cleaningdeskripsikan perkembangan proses pencucian secara singkat dan jelasproses penyetrikaan laundryproses pencucian guest laundryproses pencucian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitudry cleaning adalah Maksuddari tindak pidana asal tersebut, yaitu tindak pidana asal yang menghasilkan uang dan kemudian dilakukan proses pencucian uang. Selanjutnya, untuk dapat dikategorikan sebagai money Pencucian akan mengurangi atau menghilangi bahan-bahan sejenis malam lilin yang melapisi kulit pada beberapa jenis hasil pertanian seperti buah-buahan, untuk melindungi kotoran yang melekat pada buah yang dapat menunjukan adanya populasi mikroorganisme, untuk menghilangi adanya sisi-sisa insektisida. Air yang digunakan untuk mencuci harus bersih, sebaiknya digunakan air yang mengalir dan bersih. Pencucian dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu denagn cara basah atau kering, penyemprotan angin, perendaman bak perendam atau disemprot air. 3. Penghancuran Penambahan air ini ditujukan agar memudahkan proses penghancuran buah, penghancuran dilakukan dengan blender selama 4 menit. Penghancuran dilakukan sampai terbentuk bubur buah. Proses penghancuran ini dilakukan sampai halus. 4. Pemasakan Pemasakan bertujuhan untuk membuat campuran gula dan bubur buah menjadi homogen dan menghilangkan air tang berlebihan sehingga selai yang dihasilkan menjadi pekat. Di samping itu, pemasakan juga bertujuan untuk mengekstraksi pektin untuk memperoleh sari buah yang optimal, untuk menghasilkan cita rasa yang baik, dan untuk memperoleh struktur gel. Selama pemasakan harus dilakukan pengadukan agar campuran bahan selai, yaitu buah atau bahan dasar, pektin, gula dan asam menjadi homogen. Pengadukan juga bertujuan untuk memperoleh struktur gel. Pengadukan tidak boleh terlalu cepat karena dapat menimbulkan gelembung-gelembung yang dapat merusak tekstur dan penampakan akhir. 5. Pendinginan Pendinginan pada pembuatan selai bertujuan untuk membuat tekstur selai supaya menjadi bagus. Proses pendinginan selai kurang lebih hingga commit to user 12 6. Pengemasan Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang besar dari pada yang biasa-biasanya diketahui. Industri pangan cenderung untuk membedakan antara proses pengalengan dan pembotolan di suatu pihak lain. Sampai batas tertentu, ini merupakan perbedaan nyata antara metode pengolahan pangan yang mengikutsertakan sterilisasi dan pasteurisasi terhadap metode pengawetan lainya, termasuk dehidrasi dan pembekuan cepat. Pengemas disebut juga pembungkus, pewadahan atau pengepakan. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi, melindungi bahan pangan atau produk yang ada didalamnya, dan melindungi bahaya pencemaran serta bahaya fisik gesekan benturan, dan getaran. Pengemasan juga berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri supaya mempunyai bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Kemasan juga sebagai alat promosi dan media informasi. E. Analisis Sensori Uji scoring adalah pengujian yang dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap suatu produk, dengan mengandalkan panca indra. Panelis adalah kelompok yang memberikan penilaian terhadap suatu produk, dibedakan menjadi lima yaitu panelis perorangan, panelis terbatas, panelis terlatih 7-15 orang, panelis setengah terlatih 15-25 orang dan panelis tidak terlatih 25 orang. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan uji organoleptik adalah fisiologi keadaan fisik panelis, psikologi perasaan panelis dan kondisi lingkungan saat pengujian. Dalam pelaksanaannya, digunakan uji scoring dimana panelis tidak terlatih diminta memberikan penilaian dalam skala yang menunjukkan tingkat dari sangat tidak suka sekali sampai sangat suka sekali untuk respon rasa. Sedangkan panelis setengah terlatih memberikan penilaian dari tingkat sangat tidak commit to user 13 mengembang sekali sampai sangat mengembang sekali untuk respon kemampuan mengembang Rahayu, 2001. Uji skoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benar-benar tahu mengenai atribut yang dinilai. Tipe pengujian skoring sering digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan, kekerasan, dan warna. Selain itu, digunakan untuk mencari korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangka pengukuran obyektif Kartika dkk, 1988. F. Analisis Vitamin C Vitamin C dapat berbentuk L-dehidroaskorbat, mempunyai keaktivan sebagai vitamin C, asam askorbat yang kehilangan atom hidrogen sehingga atom C mempunyai ikatan rangkap, asam dehidroaskorbat kehilangan hidrogen pada asam askorbat . Asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible menjadi L-dehidroaskorbat. Asam dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi Winarno, 1992. Vitamin C pada umunya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat. Buah yang mengandung vitamin C tidak selalu berwarna kuning. Bahkan, pada beberapa buah, kulitnya mengandung vitamin C lebih tinggi daripada buahnya. Misalnya pada kulit buah apel dan jeruk walaupun tidak semua kulit buah bisa dimakan Counsel, 1996. Untuk struktur vitamin C dapat dilihat pada Gambar commit to user 14 BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Praktek Produksi Pembuatan Selai Sawo dilaksanakan mulai Bulan April 2012 sampai bulan Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Pangan dan Gizi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Bahan, Alat dan Cara Kerja 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktek produksi ini adalah buah sawo, gula pasir, air, vanili, pektin, jeruk nipis sedangkan bahan yang digunakan dalam uji kimia selai sawo adalah indikator amilum, aquades dan larutan Iod. 2. Alat Alat yang digunakan dalam praktek produksi ini adalah baskom plastik, wajan, timbangan digital, kompor gas, blender, pengaduk, pisau stainless, botol selai sedangkan alat yang digunakan pada uji kimia selai sawo adalah gelas ukur 100 ml, buret, Erlenmeyer 250 ml, pipet ukur 5 ml, pipet ukur 25 ml, corong, kertas saring. commit to user 15 3. Cara Kerja. Cara kerja pembuatan selai sawo dapat dilihat dalam Gambar Gambar Diagram Alir Proses Pembuatan Selai Sawo C. Analisis Produk Produk selai sawo yang telah dibuat kemudian dilakukan analisis sensori dengan uji kesukaan, analisis kimia yaitu analisis vitamin C yang ditunjukkan pada Tabel dan Tabel Tabel Formulasi Pembuatan Selai Sawo Bahan Formulasi 1 100 30 Formulasi II 100 35 Formulasi III 100 40 Daging buah sawo 500 gram 500 gram 500 gram Gula 150 gram 175 gram 200 gram Air 30 ml 30 ml 30 ml Vanili 1 gr 1 gr 1 gr Pektin 1 gr 1gr 1 gr Pencucian Penghancuran Pemasakan Pengupasan Pendinginan Pengemasan Buah Sawo Air Gula, vanili, pektin, jeruk nipis Selai Sawo commit to user 16 Jeruk nipis 20 gr 20 gr 20 gr Tabel Metode Analisis Produk. No Macam Analisis Metode 1 Sensori Uji Skoring Utami, 1999 2 Vitamin C Titrasi Iodin Sudarmadji dkk, 1981 D. Analisis Ekonomi a. Biaya Produksi Total Biaya Produksi = Total Fixed Cost + Total Variable Cost b. Biaya Perawatan Dan Perbaikan BPP 100 hari x jam x P x %FPP 1 BPP P = harga awal FPP = faktor perawatan dan perbaikan c. Penyusutan/Depresiasi N NS P Depresiasi  Keterangan P Harga peralatan awal NS Biaya penyusutan N Jumlah bulan d. Pajak Usaha Pajak Usaha = 10% x Laba Kotor e. Harga Pokok Penjualan HPP= Produksi Kapasitas roduksi P Biaya f. Perhitungan Penjualan Penjualan = Harga/unit x Jumlah Unit g. Perhitungan Rugi Laba Laba kotor = Penjualan-Biaya Pokok Produksi commit to user 17 h. BEP unit QBEP= Produksi tas VC/Kapasi Jual Harga FC  FC Fixed Cost Biaya Tetap VC Variabel Cost Biaya Tidak Tetap i. ROI Return on Investment ROISebelum Pajak = x100% Produksi Biaya T otal otor K Laba ROISesudah Pajak = x100% Produksi iaya B T otal Bersih Laba j. POT POT merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan pengembalian modal dan mendapatkan keuntungan bersih. otor K Laba roduksi P Biaya POT k. B/C Ratio Benefit Cost Ratio roduksi P Biaya Pendapatan B/CRatio l. IRR =          2 1 2 1 1 DF DF x NPV NPV NPV DF commit to user 18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan selai yaitu buah sawo yang matang, masih segar dan tidak kotor. Buah sawo dipilih dikarenakan buah tersebut mengandung vitamin C yang cukup tinggi yang berguna untuk memelihara dan menambah daya tahan tubuh. Fungsi lain dari vitamin C adalah untuk mengurangi kadar lemak dalam tubuh karena vitamin C berperan penting dalam proses pembakaran lemak dalam tubuh. Selai sawo dibuat dengan komposisi buah sawo, gula, jeruk nipis, vanili, pektin dan air, dihasilkan warna coklat. Selai sawo dikemas dalam botol dengan berat bersih 200 gram per botol. Pengemasan selai sawo di kemas dengan botol bermulut lebar, tujuan dari pengemasan botol supaya memudahkan dalam sterilisasi alat maupun botol selai yang sudah diisi dengan cara dikukus atau dipanaskan supaya produk selai bisa lebih awet dan melindungi produk dari kontaminasi. Proses pembuatan selai sawo meliputi 6 tahapan proses yaitu pengupasan kulit sawo, pencucian, penghancuran, pemasakan, pendinginan, dan pengemasan. Untuk penjelasan dari masing-masing tahapan proses pembuatan selai sawo adalah sebagai berikut 1. Pengupasan Sawo Tahap pertama dalam pembuatan selai sawo adalah pengupasan. Pengupasan bertujuan untuk membuang kulit buah serta bijinya. Proses pengupasan harus dilakukan dengan benar supaya daging buah tidak ikut terbuang, buah yang digunakan untuk pembuatan selai harus buah yang benar-benar masak agar hasil selai lebih bagus. Untuk lebih jelasnya pengupasan dapat dilihat pada Gambar commit to user 19 Gambar Pengupasan Sawo 2. Pencucian Setelah dilakukan pengupasan buah sawo, dilakukan proses pencucian dengan air bersih terhadap daging buah. Pencucian daging buah bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan getah yang masih menempel pada buah sawo. Untuk lebih jelasnya pencucian dapat dilihat pada Gambar commit to user 20 3. Penghancuran Daging buah yang sudah dicuci kemudian dihancurkan dengan menggunakan blender selama 4 menit dan ditambahkan air sebanyak 30 ml agar mempermudah dalam proses penghancuran. Pada waktu proses penghancuran daging buah harus benar-benar hancur supaya didapatkan bubur buah yang halus. Untuk lebih jelasnya pencucian dapat dilihat pada Gambar Gambar Penghancuran 4. Pemasakan Pemasakan dilakukan dengan mencampur semua bahan utama dan bahan bahan tambahan. Bahan utama dalam pembuatan selai ini adalah daging buah sawo yang telah dihancurkan, sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah gula, jeruk nipis, vanili, dan pektin. Pemasakan dilakukan selama 30 menit dengan suhu 1000 C sampai mengental. Pemanasan dan pemasakan sangat berpengaruh terhadap mutu selai. Untuk lebih jelasnya pemasakan dapat dilihat pada Gambar commit to user 21 Gambar Proses Pemasakan Selai Sawo 5. Pendinginan Setelah dilakukan pemasakan, selai didinginkan. Pendinginan dilakukan kurang lebih 3 jam hingga suhunya menjadi kurang lebih 400C. Setelah didinginkan, tekstur selai menjadi menggumpal. Jika pendinginan kurang dari 3 jam, selai masih panas dan jika dikemas akan menimbulkan uap. Sedangkan jika pendinginan lebih dari 3 jam selai akan keras. Untuk lebih jelasnya pendinginan dapat dilihat pada Gambar commit to user 22 6. Pengemasan Pengemasan dilakukan untuk melindungi produk dari kotoran dan kontaminan. Selai yang telah dingin dikemas dengan menggunakan botol selai yang terbuat dari bahan kaca karena botol jenis kaca ini lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, dan stabil terhadap suhu tinggi. Botol selai yang digunakan harus benar-benar bersih. B. Analisis Sensori Analisis sensori dilakukan dengan menggunakan uji skoring untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap mutu selai sawo yang dibuat dengan perbedaan konsentrasi gula yang berbeda. Parameter yang diuji antara lain adalah warna, rasa, tekstur, aroma, dan penilaian secara keseluruhan overall. Hasil analisis sensori selai sawo dapat dilihat pada Tabel Tabel Hasil Analisis Sensori Selai Sawo Selai Sawo Warna Rasa Tekstur Aroma Overall Penambahan gula 150 gr 2,96a 3,32a 3,32a 2,72a 3,56b Penambahan gula 175 gr 3,04a 2,76a 3,12a 2,80a 2,96a Penambahan gula 200 gr 3,44a 3,16a 3,16a 3,28a 2,96a Keterangan 1 = Tidak Suka 2 = Kurang Suka 3 = Agak Suka 4 = Suka 5 = Sangat Suka
Pernafasandapat dilakukan dengan dua cara yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut aktifitas yan. 1 hours ago Masing-masing alat pernapasan mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan dapat membantu berlangsungnya proses pernapasan. Struktur Alat-alat Pernapasan Trakea berbentuk pipa yang dindingnya memiliki tiga lapisan, yaitu lapisan
Mengerjakan hal sederhana seperti mencuci pakaian bisa merepotkan untuk Kamu yang sibuk. Solusi praktisnya adalah menggunakan jasa laundry. Selain itu, Kamu juga bisa mencontoh prinsip niaga laundry melakukan layanannya. Anda bisa melakukan pencucian sama dengan pengerjaan ala laundry. Simak proses pembilasan di laundry perumpamaan berikut. 1. Penerimaan Gaun Cemar Akurasi sangat diperlukan detik memulai layanan. Cak bagi penghitungan dengan teliti dan periksa dengan seksama. Menotal pakaian hitung total pakaian dengan saksama, imbang dengan alat yang boleh dilihat konsumen, bagi pencatatan. Membuat resi pemeriksaan ulang data dengan konsumen, menunangi segel dan jenis layanan yang diinginkan. Misalkan minta pengerjaan cepat atau enggak ingin busana yang terlalu wangi. Kemudian berikan surat bahari lakukan konsumen untuk dibawa momen mereka mengambil pakaiannya. Kasih cap Pisahkan tiap pakaian dengan menggunakan kantong atau penulisan tertentu, dengan demikian pakaian bisa terhindar dari bercampur dengan pakaian pelanggan lain. 2. Penyaringan Jenis Pakaian Sebelum memulai proses pembilasan di laundry, kelompokkan baju sesuai dengan jenisnya. Lakukan penapisan pakaian dengan teliti. Kenali instruksi pencucian pakaian yang boleh ditemukan pada bagian privat pakaian Pisahkan pakaian beralaskan cara mencucinya, bisa nan dengan prinsip dry cleaning atau pencucian dengan air. Pisahkan pula bilasan yang mudah luntur dan bukan, berwarna dengan putih serta cucian dengan bercak berat yang teradat ditangani khusus. 3. Pengumbahan Noda Pelanggan umumnya akan segera memberitahu bila ada noda tertentu yang terlazim di perhatikan. Hal seperti noda kecap, darah, patra, tinta, memerlukan pembersih khusus agar noda hilang doang kualitas gaun tetap terjaga. Cermati juga putaran tersembunyi yang bosor makan menimbulkan noda menengkar seperti fragmen kerja paksa, lipatan bawah lengan ketiak atau penggalan dasar celana jenjang. Basuh bagian nan sahih terletak adegan kotor dengan lebih saksama. 4. Sebelum Pencucian Proses pembilasan di laundry dimulai dengan tangga pra-pembasuhan, pencucian dan sesudahpencucian. Kerjakan perendaman sebelum mulai mencuci. Peristiwa ini penting untuk memberikan waktu untuk persiapan sebelum pencucian utama, dengan alasan memasrahkan waktu untuk rok ditambahkan dengan pemutih pakaian. Merendam pakaian yang kena bercak agar bertambah mudah dibersihkan. Proses membunuh basil dengan sambung tangan enceran tertentu 5. Pencucian Utama Saat Anda melakukan pencucian, gunakan sabun basuh gaun sesuai dengan pemilahan pakaian nan telah dilakukan sebelumnya. Ada gaun yang ikut mesin cuci dan ada pula pakaian yang dicuci secara manual. Dia dapat menambahkan cairan kimia sebagaimana emulsi, alkali atau oxybooster buat membersihkan bercak tertentu berdasarkan tingkat kekotoran basuhan. Bilasan akan dibersihkan dengan mesin dan dibilas sesuai dengan jumlah ruap yang digunakan. Oleh karena itu, hindari eksploitasi sabun colek cuci pakaian secara berlebihan seharusnya ekonomis air dan proses pembilasan bukan dilakukan berulang kali. Pada mesin cuci, lakukan persiapan cuci, bilas dan pengeringan sesuai dengan keberagaman mesin cuci yang dimiliki. Mengulangulang proses pembasuhan dengan menggunakan menu basuh cepat, tidak disarankan, kecuali bila pelanggan memintanya. Hal ini bikin memastikan pakaian tercuci polos, terutama yang mempunyai calit langka. 7. Pelembutan Pakaian Hendaknya rok tahir lagi nyaman dikenakan. Anda boleh menaik pelembut ketika membasuh pakaian. Peristiwa ini boleh menetralkan keasaman pada rabuk kain dan menghindari kain menjadi kasar atau menimbulkan iritasi. 8. Pengeringan Ancang seterusnya adalah menggunakan pengering plong mesin cuci sebelum dijemur kerjakan mendapatkan seronok alami. Pengeringan makara lebih hipotetis dan lebih cepat. Hindari memperalat cara ini, bila pakaian memiliki banyak paesan seperti mana manik-manik dan cukup diangin-anginkan namun. 9. Penyetrikaan Saat menyetrika, Anda sekali lagi terlazim mengkritik jenis kain semenjak busana. Letakkan ujung setrikaan plong penggalan terselubung dari pakaian, bila khawatir busana tidak bisa disetrika. Gunakan tingkatan sensual terkecil terlebih suntuk buat tadinya penyetrikaan kiranya tak destruktif pakaian. Agar lebih segar, gunakan odoran setrika kerjakan menerimakan sentuhan wewangian plong gaun. 10. Penuntasan Tambahkan parfum khusus pakaian, sebelum memulai membungkus cucian berlandaskan catatan pesanan. Hal ini menyerahkan wangi yang lebih tahan lama, dibandingkan bilamana mencuci alias menyetrika. Itulah anju-langkah privat proses penyabunan di laundry. Terdapat sejumlah ancang yang berbeda dengan saat mencuci pakaian pada umumnya. Selain itu, ada beberapa apendiks proses untuk memberikan hasil akhir nan baik ala laundry.
PencucianPencucian secara manual dilakukan pada buah kopi dari bak fementasi yang dialirkan dengan air melalui saluran dalam bak pencucian yang segera diaduk. 5. Pengeringan Pengeringan pendahuluan kopi parchment basah, kadar air berkurang dari 60 % menjadi 53 %.
ABSTRAK Pati garut, sebagaimana jenis pati alami lainnya diketahui memiliki kelemahan sifat fisik dan kimia yang menyebabkan penggunaan pati garut pada industri pangan relatif terbatas. Untuk itu maka perlu dilakukan perbaikan sifat fisik dan kimianya dengan cara melakukan modifikasi pati garut. Selain itu modifikasi pati juga dapat memberikan efek fisiologis yang menyehatkan bagi tubuh. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan metode sintesis pati-garut butirat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap sederhana dengan faktor teknik pencucian pati-garut butirat yang meliputi pencucian dengan menggunakan aquades, dengan mengggunakan aquades dan diikuti dengan penggunaan etanol dan dengan menggunakan aquades dan etanol dan kemudian diakhiri dengan proses sentrifuse. Parameter analisis meliputi aroma pati-garut butirat, % butiril, derajat substitusi dan profil FTIR pati-garut butirat Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pencucian dengan menggunakan aquades sebanyak dua kali dan dilanjutkan pencucian dengan menggunakan etanol yang diikuti dengan proses sentrifuse pada 3000 rpm selama 15 menit diketahui cukup efektif untuk menghilangkan aroma butirat pada pati-garut butirat, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap % butiril dan derajat substitusi pati-garut butirat. Hasil analisis dengan menggunakan Fourier transform infrared spectrophotometer FTIR menunjukkan bahwa pada pati-garut butirat terbentuk lembah baru pada panjang gelombang 1740 cm-1 dan berbeda dengan pati alami. Keyword pati-garut butirat, gugus butiril, derajat substitusi, FTIR PENDAHULUAN Umbi garut Marantha arundinacea Linn yang tumbuh di wilayah iklim tropis, memiliki potensi yang besar sebagai bahan pangan. Produksi umbi garut Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Chem. 816735-740 Acetylation of high-amylose 70% maize starch to high degree of substitution DS was studied by reacting starch with acetic anhydride using 50% aqueous NaOH as the catalyst. DS increased with increasing reaction times and increasing ratios of acetic anhydride to starch. Reac- tion efficiency RE increased with longer reaction times and decreased with increases in the ratios of acetic anhydride to starch for extended reaction times. Increasing the amount of NaOH increased both DS and RE. A series of starch acetates with DS values of were prepared and their crystalline structures, chemical structures, thermal stability, and morphological properties were investigated. After acetylation, and as DS increased from to the crystalline structures of starch steadily disappeared. The carbonyl group's peak at 1,740 cm-1 appeared in the FTIR spectra. The intensity of this peak increased with a decrease in the peak intensity of the hydroxyl groups at 3,000-3,600 cm-1, indicating that the hydroxyl groups on starch were replaced by the acetyl groups. Thermal stability of starch acetates increased. The smooth surface of the starch granules became rough with acetylation. Further acetylation led to the loss of the starch granules and the formation of beehive- and fibrous- like Santayanon Jatuphorn WootthikanokkhanChemical modification of the cassava starch was conducted through acylation by using propionic anhydride as an esterifying reagent. The reaction was carried out in the presence of a pyridine catalyst and the effects of reaction variables such as the anhydride content, reaction time and reaction temperature on the degree of acylation were investigated. Results from Fourier transform infrared spectroscopy suggested that the hydroxyl groups in the starch molecules were converted into ester groups, accompanied by an increase in water stability of the starch. The propionyl content was found to be non-linearly dependent with the reaction variables. Scanning electron micrographs of the modified starch-blended polyurethane showed a better interfacial adhesion than the normal starch-blended polyurethane. However, results from the soil burial test showed that the modified starch experienced a slower biodegradation than the normal Betancur Luis Chel GuerreroThe physicochemical and functional properties of Canavalia ensiformis starch hydrolyzed with HCl were studied. The factors analyzed were HCl concentration temperature 45−55°C, and reaction time 3−6 h. Alkali number and viscosity were the response variables. A 23 factorial design with five replicates of the central trial was used. Hydrolyzed starch with HCl at 55 °C for 6 h reached an alkali number of The hydrolysis reaction did not present important changes on the starch chemical composition except for an ash content reduction. A comparison between these hydrolyzed starches and the native starches showed a viscosity cP, swelling power g of water/g of starch, and retrogradation reduction. A solubility increment was found. Gelatinization temperature did not vary 76−82 °C. Keywords Canavalia; starch; acid hydrolysis; functional propertiesGranular and crystalline structure of starch citrates from normal, high amylose and waxy corn starch were characterized using scanning electron microscopy SEM, optical microscopy, X-ray diffraction and Fourier transform infrared spectroscopy FT-IR in this study. SEM showed that citric acid treatment induced changes in the morphology of starch granules. The granule structure of starch citrates was not collapsed or destroyed even after heating. Normal and high amylose corn starch citrates maintained birefringence but lost it upon heating at 100 °C for 30 min. However, waxy corn starch citrate showed no birefringence, even before heating. Starch citrates showed different X-ray diffraction patterns before and after heating. A new peak at 1724 cm−1 ester bond was observed in FT-IR for all starch citrates before and after heating, indicating starch citrates were heat-stable. After the deconvolution of spectra, the intensity ratio of 1016 cm−1/1045 cm−1 was used to calculate the ratio of amorphous to crystalline phase in the starch citrates. The ratio of 1016 cm−1/1045 cm−1 increased with an increase in the degree of substitution. Olayide LawalStarch was isolated from finger millet Eleusine coracana and it was etherified with propylene oxide to produce hydroxypropylated derivative. The specific specie used in this study is African finger millet known as jeero. The yield of starch obtained from finger millet on dry weight basis was Progressive increases in molar substitution MS were observed as the volume of propylene oxide added to the reaction medium increased. The X-ray pattern of native finger millet starch conforms to the A’ diffraction pattern characteristics of cereal starches. Prominent peaks were observed at around 2θ=15°, 17°, 18° and 23° and weaker peaks at around 2θ=20° and 26°. No pronounced differences were observed between the diffractograms of native starch and the hydroxypropyl derivatives. Hydroxypropylation improved the free swelling capacities of the native starch at all temperatures studied 30–90 °C. Turbidity of unmodified finger millet starch paste increased progressively as the days of storage increased. Turbidity reduced remarkably after hydroxypropylation and reduction in turbidity was observed as the MS of the modified starches increased. Hydroxypropylation reduced pasting temperature, increased peak viscosity but reduced setback value. In addition, hydroxypropylation reduced percentage syneresis of the unmodified starch. Retrogradation properties monitored with differential scanning calorimetry reveals that starch retrogradation reduced reasonably after hydroxypropylation. Carbon 13 NMR spectroscopy reveals that hydroxypropylation took place predominantly on carbon 6 on the anhydroglucose unit AGU.The physicochemical, morphological, thermal and rheological properties of acetylated corn and potato starches, prepared using acetic anhydride at different levels 4–12 g, were compared. Corn starch showed lower acetyl % and degree of substitution DS than potato starches under similar experimental conditions. The acetylated corn and potato starches showed slightly higher amylose contents than their counterpart native starches. Acetylated starches showed higher swelling power, solubility and light transmittance than native starches, which subsequently increased with the increase in acetic anhydride concentration in the reaction medium. The extent of change in these properties, as a function of acetic anhydride concentration, was significantly higher in potato than corn starches. Both potato and corn starches were fused after conversion to acetylated starches; however, this effect was more pronounced in the former under similar reaction conditions. The syneresis % of both acetylated and native starches increased during storage at 4 °C; however, the increase was less pronounced in acetylated physical properties of octenyl succinic anhydride OSA starches prepared from rice, wheat, and potato starches were studied. Rice and wheat OSA starches had significantly higher peak viscosity PV, hot paste viscosity HPV, and cool paste viscosity CPV, but potato OSA starch had only significantly higher CPV, relative to the native starch. The gel hardness was higher with lower degree of substitution DS but lower with higher DS OSA compared to native starch. The swelling volumes SV of rice and wheat OSA starches were significantly higher compared to native starch, but the SV of potato OSA starch was slightly lower at high DS. The gelatinization temperature GT of rice OSA starches was sharply lower at low DS; for wheat OSA starch it was slightly lower even at high DS, but potato OSA starches had higher GT than the native starch. The enthalpy of all the OSA starches decreased gradually with increased DS. This study showed that the magnitude of changes in physical properties of OSA-modified starches depends not only on their DS but also on the botanical origin of the native ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa profil FT-IR pada rentangan panjang gelombang antaraFt-Ir ProfilPatiProfil FT-IR pati garut dan pati-garut butirat dengan DS 0,053; 0,120 dan 0,187 ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa profil FT-IR pada rentangan panjang gelombang antara 4000-500 cm -1Lembah baru pada profil FT-IR pati-garut butirat adalah pada panjang gelombang 1740,64 cm -1 dan berkurangnya lembah pada panjang gelombang 1640,29 cm -1 , yang menunjukkan keberadaan ikatan C═O dari gugus butirilR SantayanonJ Wootthikanokkhandiketahui bahwa pada pati alami terdapat 14 tujuh lembah, sedangkan pada patigarut butirat terdapat 18 lembah. Profil tersebut menunjukkan pola yang serupa dengan jenis pati alami dan pati asetat dari beberapa jenis pati seperti dari pati jagung, pati kentang dan pati beras Santayanon, R. and J. Wootthikanokkhan, 2002. Lembah baru pada profil FT-IR pati-garut butirat adalah pada panjang gelombang 1740,64 cm -1 dan berkurangnya lembah pada panjang gelombang 1640,29 cm -1, yang menunjukkan keberadaan ikatan C═O dari gugus butiril. Gambar 2. Profil FTIR pati garut alamiAcetylated, propionylated or butyrylated starches raise large bowel short-chain fatty acids preferentially when fed to ratsG AnnisonR J IllmanD L TopingAnnison, G., Illman and Toping. 2003. Acetylated, propionylated or butyrylated starches raise large bowel short-chain fatty acids preferentially when fed to rats. J. Nutr. 1333523-3528.
z0d0.
  • mapp4ir4rs.pages.dev/402
  • mapp4ir4rs.pages.dev/203
  • mapp4ir4rs.pages.dev/123
  • mapp4ir4rs.pages.dev/322
  • mapp4ir4rs.pages.dev/152
  • mapp4ir4rs.pages.dev/496
  • mapp4ir4rs.pages.dev/74
  • mapp4ir4rs.pages.dev/451
  • proses pencucian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu